MENJUNJUNG
LANGIT........MENDUNG
MEMIJAK
BUMI.........RETAK
(The
History Of Medan)
SATU TAHUN ALIEF
Ananda
...... hari ini setahun yang lalu....Ayah memegang erat tangan Ibu mu, sekedar
memberikan semangat tuk terus berjuang agar engkau bisa menghirup udara dunia
ini dengan lancar. Ya....memegang erat tangan ibu mu...karena hanya itu yang
bisa Ayahanda lakukan dan bahkan semua Ayah-ayah lainnya termasuk engkau kelak
jika Allah menghendaki. Bermandi peluh, bersimbah darah, merenggang jiwa,
menyambung nyawa. Itu kata yang sering
dikatakan untuk menggambarkan peristiwa itu. Kini setahun telah berlalu
peristiwa itu.
Seakan
semua peristiwa yang ayah gambarkan tadi tak pernah terjadi. Setahun adalah
waktu yang lama dan juga cepat. Lama untuk sebuah penantian dan penderitaan namun
cepat untuk sebuah kebahagian. Mungkin karena rasa bahagianya ayah dan ibu mu
akan kehadiran dirimu sehingga masa terasa begitu cepat berlalu.
Engkau
adalah buah hati kami berdua. Tentu saja sebagai buah, sebelumnya hati kami
telah berbunga-bunga. Bahkan jauh sebelum kehadiran dirimu di dunia ini hati
kami telah berbunga. Berbunga disaat kami dipertemukan Allah. Berbunga disaat
kami dipersatukan Allah. Berbunga disaat engkau masih berbentuk nutfah sampai
pada hari engkau dilahirkan.
Kini
setelah setahun kelahiran mu, dengan tertatih engkau telah mulai bisa
melangkahkan kaki mu walau dengan pelan, ter huyung-huyung dan bahkan terjatuh.
Namun teruslah nak melangkah kan kaki mu, karena itulah takdir kita sebagai
manusia. Dan itu juga cara satu-satu nya agar engkau bisa menapaki dan
menjelajahi bumi Allah ini. Mungkin engkau belum menyadari bagaimana sumringah
gelak tawa keberhasilan dari bibir mungilmu telah menghilangkan rasa penat dan
lelah kami akan kehidupan. Menghilangkan capek dan bosan yang menyelinap dalam
hati ibu mu, dimana hari-hari nya hanya diisi oleh pengabdian pada keluarga
kecil kita.
Ibu mu
adalah perempuan hebat dengan pendidikan yang hanya di cicipi oleh tidak sampai
1% dari penduduk indonesia, namun hanya mengabdi untuk ananda dan ayahanda. Tapi
engkau juga harus menyadari, kalau ayahmu lebih banyak melakukan pengabdian
dari pada ibumu. Sangking banyaknya, sehingga hanya ibumu lah yang lebih banyak
mengabdi pada keluarga kecil kita dari pada ayahmu. Karena jika ibu mu mengabdi
untuk ayah dan dirimu, maka ayahmu ini mengabdi untuk ibumu, dirimu, orang tua,
pemerintah, masyarakat dan agama. Segudang tanggung jawab yang terkadang
melelah kan, namun ibumu telah mengambil sebahagian tanggung jawab pada dirimu
dan abang mu sehingga ayahmu cuman menikmati kehidupan di rumah sebagai tempat
peristirahatan dan peribadatan. Walau
terkadang ayahmu keluar menapaki jalan kehidupan disaat engkau dan abangmu
masih tertidur lelap dalam impian dan kembali kerumah kita yang nyaman disaat
engkau dan abangmu juga telah tertidur pulas. Pasti engkau tidak menyadari jika
saat itu ayah mu ini mengusap lembut keringat yang keluar dari kening dingin
mu. Engkau juga mungkin tidak menyadari saat ayahmu mencium kening mu dan abang
mu sambil membacakan doa-doa sebagai pengharapan ayah mu agar kelak engkau
menjadi mukmin sejati.
Ananda....
jangan pernah merasa berputus asa atau sejenisnya. Jika engkau masih tertatih
dalam melangkahkan kaki mu, maka harus engkau ketahui juga bahwa ayah dan ibu
mu juga masih tertatih dalam melangkahkan kaki kami. Hanya saja bedanya, jika
engkau tertatih dalam melangkahkan kaki mu tuk berjalan di alam fisik Allah.
Maka kami tertatih tuk berjalan di alam spritual Allah. Jika engkau tergamang
akan melangkahkan satu dua tiga langkah kaki mu di jalan depan rumah kita, maka
perlu engkau ketahui bahwa ayahmu ini juga mengalami kegamangan dalam
melangkahkan kaki di jalan ilahi. Jika engkau terjatuh di dalam melangkahkan
kaki mu, maka harus engkau ketahui bahwa ayahmu juga terkadang terjatuh dalam
melangkahkan kaki di jalan Ilahi. Terpeleset oleh licinnya jalan Itu, dan
bahkan terjerembab oleh kerikil-kerikil kehidupan.
Tak ada perbedaan
dirimu dengan ayah mu ini. Namun ayahmu sadar bahwa engkau adalah Amanah yang
diberikan Allah kepada kami. Sebagai amanah ayah hanya menjalankan peran
sedikit dalam membimbing dirimu tuk menapaki kaki di bumi Allah ini. Karena
harus ananda ketahui bahwa amanah tersebut diberikan oleh Allah. Dia Tuhan kita
dan Tuhan penguasa segala sesuatu di alam semesta ini. Dia yang memberikan
kehidupan kepada kita dan Dia juga yang
mengendalikan kehidupan kita. Buktinya......tak pernah ayah dan ibumu ajarkan
engkau tuk berjalan di bumi Allah ini, tapi engkau bisa berjalan menapaki satu
dua tiga langkah di bumi ini. Ayah dan ibumu hanya sesekali memegang kedua
tangan mu sambil mengatakan ta...te. Usaha yang kami lakukan agar
engkau bisa berjalan tidaklah sebanding dengan capaian yang engkau peroleh. Jadi....jelaslah
bahwa engkau Amanah Allah dan Allah lah yang telah membimbing dirimu tuk
menapaki kaki dijalan itu. Jadi jika suatu hari kelak engkau membaca tulisan
ini, bersyukurlah terlebih dahulu pada Allah sebelum engkau berterima kasih
kepada kami berdua.
Ananda.....dirimu
adalah istimewa. Sebagai seorang bayi yang masih berusia satu tahun, engkau
telah menunjukkan bakat seperti ayahmu. Mencintai buku. Dan ayah mu juga
berharap agar engkau juga mencinta ilmu. Ayah bisa melihat itu dari gemarnya
engkau bermain-main dengan buku di rak yang ayah susun rapi. Walau engkau
merusak rapi nya susunan buku yang ayah buat, namun ayah mu senang. Senang
bukan saja karena engkau mau menjama buku yang terkadang berdebu karena lama
tak ayah sentuh disebabkan kesibukan berkelana di dunia ini atau mungkin karena
visi kerhidupan ayah mu yang telah berubah haluan. Tetapi ayahmu senang karena
ayahmu berharap engkau bisa meneruskan cita-cita ayah mu yang beberapa sisi tak
terealisasikan. Tiadalah masalah ananda memporak porandakan susunan buku yang
tersusun rapi, karena ayahmu ini juga telah memporak porandakan susunan
katulistiwa kehidupan.
Beberapa
lembar dari buku itu...engkau telah koyak kan. Namun itu tidaklah menjadi masalah
bagi ayah. Ayahmu juga telah mengoyak beberapa lembar kehidupan yang tak layak
di taruk di buku kehidupan ayahmu. Bahkan... bukan hanya mengoyak lembaran buku
kehidupan, namun juga membuangnya sejauh mungkin agar tidak masuk dalam
lembar-lembar yang harus ayah baca di yaumil kiyamah kelak. Semoga saja Allah
membimbing kita.
Ananda
.......engkau dilahirkan dalam bulan maret ini. Yang ayahmu ketahui sewaktu
belajar astrologi, engkau memiliki cinta sebagai sifat dasar dan cinta juga
jiwa mu. Sifat mu adalah pemurah dan melayani. Engkau mewakili alam jiwa, dan
kerajaan mu adalah kerajaan Allah. Sebab itu jagalah pergaulanmu kelak, jagalah
kemurnian hati mu, jagalah agar pikiranmu tetap tenang dan jernih. Kembangkanlah cinta dalam dirimu
sehingga tidak saja meliputi sesama manusia saja tetapi untuk semua makhluk
hidup dan seluruh jagat raya. Karena itulah kerajaan Allah. Disana lah Dia
mentajalikan diri. Agar ananda tau bahwa dunia dan isinya ini tidaklah tercela
karena di situ Allah menampakkan diri dan disana juga dilahirkan para nabi dan
orang-orang shaleh. Di sana juga tempat kita sujud menghadapkan wajah kita pada
Allah. Namun ia akan menjadi tercela jika ananda menaruh hati dan menjadi kan
nya sebagai tujuan kehidupan.
Ananda....sifat
dasar mu yang berupa cinta. Menghendaki agar engkau melakukan pengabdian pada
agama, masyarakat dan negara harus tanpa syarat. Dunia ini membutuhkan
orang-orang yang mengabdi tanpa syarat dan mengharapkan imbalan. Keistimewaan
dirimu dibandingkan yang lain adalah dirimu bisa memenuhi tuntutan itu. Jika
engkau melakukan itu, niscaya kebaikan juga yang engkau peroleh walaupun tak pernah
engkau harapkan.
Ananda....Engkau
harus menyadari bahwa kepribadian yang indah dan menawan adalah kunci dari
keberhasilan kehidupan. Kepribadian seperti itu muncul dari jiwa dan hatimu.
Jiwa yang lembut dan bebas dari kekerasan, hati yang ber empati dan lepas dari
amarah, dengki dan iri. Itulah pribadi yang penuh dengan pesona. Jika engkau
melakukan sesuatu, haruslah itu berbentuk kebaikan bagi semua orang dan bukan
bagi dirimu saja. Berbuat dan berkaryalah demi kemajuan masyarakat, bangsa dan
dunia. Janganlah engkau melakukan sesuatu untuk keuntungan diri dan keluarga
kita. Dengan cara itu, kebaikan yang terbit dihatimu akan bisa dirasakan oleh
siapa saja yang berada di dekatmu.
Brayan City,
Kampoeng Banten
22
Maret 2015
Selamat
Ulang Tahun ananda ku
Murtadha
Alief Ahmad




Subhanallah.. semoga Alief menjadi anak yang bisa membanggakan orang tua & menjadi mukmin sejati ya pak... Amiin
BalasHapusAamiin ya Allah
Hapus