Pembahasan optimis ini saya mulai dari penggalan ayat Al-Qur’an berikut ini
¨bÎ*sù yìtB Îô£ãèø9$# #·ô£ç ÇÎÈ ¨bÎ) yìtB Îô£ãèø9$# #Zô£ç ÇÏÈ #sÎ*sù |Møîtsù ó=|ÁR$$sù ÇÐÈ 4n<Î)ur y7În/u =xîö$$sù ÇÑÈ
5. Karena Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
6. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
7. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain
8. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap.
Ayat tersebut menjelaskan pada kita bahwa sesudah kesulitan tersebut akan datang kemudahan, kemudian Allah juga mengatakan bahwa sesudah kesulitan datanglah kemudahan. Dua ayat tersebut menunjukkan bahwa setiap ada satu kesulitan akan diiringi dengan datangnya dua (2) kemudahan. Setiap ada satu kebuntuan jalan, akan ada dua jalan yang membentang luas. Dalam setiap problem ada dua peluang. Setiap satu kesempitan akan ada dua kelapangan. Mengenai hal ini Umar bin Khatab mengatakan “tidak akan mungkin satu mengalahkan dua” oleh sebab itu pastilah kemudahan dan kebahagiaan akan memenangkan pertarungan dalam kehidupan. Tetapi didalam ayat ke 7 dan 8 nya Allah menegaskan, hendaknyalah kamu bersungguh-sungguh dan hendaknyalah kepada Allah sajalah kamu berharap.
Oleh sebab itu seorang muslim akan selalu bersikap optimisme, tetapi optimisme tersebut merupakan optimisme yang berdasar. Optimisme dengan dasar bahwa Allah akan memberikan kemudahan padanya pada setiap situasi. Optimisme yang berdasarkan bahwa pertolongan Allah akan datang menghampirinya. Ketika mengalami kelamnya malam, janganlah kita berfikir bahwa fajar tidak akan terbit lagi, karena esok pagi fajar akan terbit dengan sinar pelangi yang menerangi setiap sesuatu. Namun jangan pula kita mengharapkan terbitnya fajar pada saat kelamnya malam, karena hal tersebut merupakan angan-angan bolong yang berasal dari bisikan setan. Hal ini berarti bahwa seseorang yang telah kehilangan optimisme berarti dia telah kehilangan dalam dirinya wujud Allah. Dia telah beranggapan bahwa Allah tidak mampu melakukan apa yang dia harapkan. Oleh sebab itu optimisme harus selalu menyertai kehidupan kita.
Optimisme adalah berkeyakinan kesudahan adalah hasil yang baik. Ketika kita memandang mawar jangan arahkan pandangan pada durinya. Ketika berjumpa dengan seseorang jangan bayangkan bahwa perpisahan adalah akhirnya. Optimisme adalah berusaha dan berserah diri kepada Allah. Optimisme dengan harapan akan datangnya bantuan Allah bagi mereka yang berusaha. Oleh sebab itu Al-Qur’an mengatakan “ hendaknya pada tuhanmu kamu berharap”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar