MENJUNJUNG LANGIT........MENDUNG
MEMIJAK BUMI.........RETAK
(The History Of Batubara)
Episode Pertama
Alhamdulillah
wa syukrillah, perjuangan panjang masyarakat Batubara telah berbuah keberhasilan dengan
lahirnya Batubara menjadi kabupaten baru di provinsi Sumatera Utara. Lahirnya Batubara
menjadi kabupaten baru juga memberikan harapan baru bagi seluruh masyarakat Batubara
yang mayoritas memiliki pekerjaan sebagai petani dan nelayan. Harapan baru
tersebut laksana matahari yang baru saja terbit di landai pesisir pantai Perupuk,
Kerang, Boting, Bunga, datuk dan lainnya.
Selain
memberikan semangat baru yang lebih
membara namun juga membutuhkan sampan dan jala sebagai alat untuk bersaing
ditengah gelombang pinggirang selat Malaka. Harapan baru berarti semangat baru,
semangat baru berarti tantangan baru, karena setiap keberhasilan harus diraih
dengan kegigihan dan perjuangan dengan tidak mengenal lelah dan putus asa.
Ini adalah
filosofis dari perjuangan panjang masyarakat Batubara sejak dari datuk moyang
kita sedari dahulu. Datuk moyang kita sesama masyarakat Batubara adalah pelaut
yang tak pernah gentar dengan hujan dan badai, tak pernah menyerah walau untuk
menyekolahkan anak dan keluarga harus
kelaut diwaktu malam dan ke sawah diwaktu siang. Semangat itu terturun temurun
ke kita sesama masyarakat Batubara hingga dengan tidak pernah mengenal lelah
memperjuangkan terbentuknya kabupaten Batubara, dan alhamdulillah perjuangan
tersebut telah melahirkan Batubara baru sebagai sebuah kabupaten baru di provinsi Sumatera Utara.
Terbentuknya kabupaten baru merupakan
tantangan baru, untuk terciptanya masyarakat Batubara yang lebih sejahtera,
masyarakat Batubara yang lebih makmur, masyarakat Batubara yang lebih
berpendidikan, masyarakat Batubara yang lebih religius dalam rangka
mensinergiskan kejayaan hidup didunia dengan kejayaan hidup di akhirat.
Keberadaan
kehidupan petani dan nelayan selama ini yang selalu identik dengan perkampungan
kumuh, pendidikan rendah, dan hidup dibawah garis kemiskinan merupakan suatu
permasahan baru bagi generasi muda Batubara untuk segera dicari solusi dan
penyelesaian dari permasalahan tersebut.
Ketika negara Jepang kalah dalam
perang dunia kedua, Hiroshima dan Nagasaki dijatuhi bom atom oleh sekutu.
Keadaan terpuruk tersebut ber angsur membaik dan telah menghantarkan Jepang
sebagai salah satu negara termakmur dan termaju didunia pada saat ini, hanya dengan
memfokuskan pada kemajuan pendidikan sebagai langkah awal untuk bangkit dari
keterpurukan. Pendidikan merupakan start awal dari pembangunan yang memiliki
fondasi kuat.
Memajukan
pendidikan sejalan dengan syariat, Islam mewajibkan umatnya agar terus menuntut
ilmu. Kenyataan ini dapat kita tinjau dari sumber-sumber otoritas Islam baik
itu al-Qur’an, as-Sunnah, dan pernyataan-pernyataan dari ‘ulama. Dalam konteks
al-Quran, bahwa Allah SWT akan mengangkat orang-orang yang beriman dan berilmu
beberapa derajat. Kemudian Allah SWT tidak menyamakan antara orang-orang yang
berilmu dan yang tidak berilmu, dan banyak lagi pernyataan-pernyataan serupa.
Dalam
konteks hadits, Nabi SAW dengan tegas mewajibkan menuntut ilmu kepada seluruh
Muslimin dan Muslimat tanpa pengecualian. Menuntut ilmu pun, Nabi tidak
memandang usia dan tempat. Nabi dengan tegas menyatakan bahwa menuntut ilmu itu
wajib sejak buaian hingga ke liang lahat, dan tuntutlah ilmu hingga ke negeri
Cina. Ali bin Abi Thalib, salah seorang pemeluk Islam pertama dan digelari Nabi
sebagai pintu dari kota Ilmu ( Ana Madinatul ilm wa
Ali babuha ) pernah menyatakan bahwa “pelajarilah ilmu karena sesungguhnya ia
adalah hiasan bagi orang kaya dan penolong bagi orang miskin, pelajarilah ilmu.
Jika kalian tidak memperoleh keberuntungan dengannya, maka dicelanya zaman bagi
kalian lebih baik dari pada ia dicela lantaran kalian”.
Meskipun
secara teoritis-normatif, Islam cukup menekankan akan pentingnya menuntut ilmu,
namun secara fakta-historis masih banyak umat Islam yang belum melaksanakan
kewajiban tersebut. Berbagai faktor menjadi penyebab utama terkendalanya
realisasi perintah Ilahi itu. Faktor utamanya tidak lain adalah faktor ekonomi.
Ekonomi yang rendah memang menyulut kebodohan bagi umat Islam. Betapa banyak
orang-orang miskin tidak mampu memberikan pendidikan yang layak bagi dirinya
sendiri, apalagi kepada anak-anaknya. Yang tidak kalah tragisnya, kemiskinan
mereka ternyata dapat membuat kekufuran.
Kabupaten Batubara memiliki banyak
potensi, dan potensi tersebut tidak akan dapat dimanfaatkan jika tidak disertai dengan kemampuan
pengelola. Oleh sebab itu pendidikan merupakan tombak kemajuan Batubara, namun
untuk memajukan pendidikan di kabupaten Batubara membutuhkan tenaga profesional
untuk mampu memikirkan pendidikan yang lebih tepat dan baik bagi masyarakat Batubara.
Sesuai dengan otonomi daerah yang berimbas pada kebebasan daerah untuk
mengembangkan pendidikan yang sesuai dengan latar belakang kultur dan budaya
daerah dengan menjadikan tujuan pendidikan nasional sebagai acuannya, maka batu
bara harus mengembangkan pendidikan yang lebih sesuai dengan kultur nelayan dan
petani masyarakat kabupaten batu bara dan sejalan dengan latar budaya masayarakat Batubara.
Air
Hitam, 4 Oktober 2020


