Mengenai Saya

Foto saya
saya adalah Ardat Ahmad, seorang pelajar kehidupan. Asal daerah dari Batubara Sumatera Utara sekarang menetap di Medan.Menikah dengan Saidatul Fadilah. Dari pernikahan tersebut kami dikaruniai empat orang anak laki-laki dan perempuan yang kemudian diberi nama Muhammad Taqie Mahdi, Murtadha Alief Ahmad, Muhammad Abizar Mashuri dan Nur Alifah Farhani. email ardat_ahmad@yahoo.co.id.

Labell

Kamis, 06 Juli 2017

Yogyakarta

MENJUNJUNG LANGIT........MENDUNG
MEMIJAK BUMI.........RETAK
(The History Of Medan)

Episode: Jogya Is Yogya
Musim penghujan di ujung tahun mungkin menghasilkan malam-malam tiada berbintang yang menerangi langit. Namun aku tertegun dan terkesima oleh musim kemarau yang gersang namun langit tiada bintang yang bertaburan menerangi malam walaupun bulan sedang purnama. Duh Sang Gusti Pangeran. Mengikuti istilah yang dikemukakan oleh Syeh Siti Jenar untuk memanggil Allah. Inikah caranya Allah sang gusti pangeran mengatur sejarah kehidupan setiap manusia. Sudah....sudah biarlah sudah....rajutan kisah kehidupan manusia mungkin bagian dari rencana diri sendiri, tapi bak kata filosofi matematika Islam, matematika Allah lebih hebat dari pada matematika manusia.  Sehingga terkadang kita tinggal berkata, jika kita hanya bisa berencana namun Dia yang menentukan segalanya. Dan tentunya tidak seharusnya kita menilai apa yang telah di tentukan oleh Tuhan karena dunia berputar bukan karena kehendak kita tetapi karena kehendakNya.
18.30 Boing 737 berbandrol Lion Air mulai lending dari Cengkareng menuju bandar udara Adi Sucipto Yogyakarta. Filosofis lending kehidupan selalu teringat menghiasi cerik kecil amigdala. Tentukan tujuan, kumpulkanlah energi sebanyak-banyaknya, berlarilah sekencang-kencang nya dan wusssshhh terbang mencapai impian. Begitu indah bukan. Tapi kenyataan terkadang tidak seindah gambaran. Sempitnya tempat duduk pesawat kelas ekonomi dan sesaknya nafas akibat tekanan udara pesawat tidak stabil diawal lending menghiasi suasana awal. Walaupun keindahan lautan selat jawa terasa begitu mengagumkan dihiasi keindahan kota Jakarta. Sudahlah, hentikanlah, ku mohon.....mungkin itu yang akan dikatakan boing 737 Lion Air ketika merasakan ada penumpang nya yang menikmati lendingnya dengan nyaman, sedangkan Ia harus mengeluarkan erangan seperti deruan angin muson di musim panas menimbulkan ombak yang memecah di pinggiran karang. Tapi memang begitu kehidupan. Kebahagiaan orang lain terkadang kesedihan bagi yang lain dan kesedihan orang lain terkadang mengandung kebahagiaan bagi yang lainnya. Hanya mereka yang berempati tinggi saja yang mampu merasakan hal sebaliknya, dan tentu saja ini adalah esensi dari menjalani kehidupan dari sisi agama karena “tidaklah sempurna iman seseorang sebelum ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri”. Merasa seperti apa yang dirasakan  saudaranya  dan bersikap seperti sebagaimana saudaranya menginginkan kita bersikap.
Lulus seleksi administrasi mengikuti program 5000 Doktor Kementerian Agama Republik Indonesia di Universitas Negeri Yogyakarta mengharuskan saya untuk mengikuti seleksi berikutnya di kampus  Universitas Negeri Yogyakarta. Kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya hanya cerita hhhh. Begitu kata iklan parfum terharum yang disukai tidak semua kita. Yogya merupakan kota pendidikan, budaya, sejarah dan juga miniatur dari Indonesia.  Nuansa kesederhanaan khas pencari ilmu, nuansa kultural khas budaya indonesia, nuansa perjuangan sebagai sejarah bahwa Yogya tidak bisa dilupakan dalam perjuangan Bangsa ini dan nuansa keberagamaan khas miniatur Indonesia begitu kental terasa.
Bersepeda menjadi tradisi dan budaya mungkin bisa menjadi pelajaran bagi warga kota Medan untuk menciptakan Medan bebas polusi, menertibkan jalanan dengan tanpa angkot dengan hanya menggunakan bus TransYogya munkin bisa menjadi solusi kemacetan di Kota Medan. Membatasi TransYogya hanya sampai jam 19.00 mungkin bisa menjadi solusi bagi Medan yang lebih baik dan bersahabat bagi generasi muda terutama remaja untuk tidak berkeliaran bebesas di malam hari. Medan mungkin kota yang kita cintai, dimana lebih banyak penjual CD bajakan di banding penjual buku bajakan. Mungkin Medan kota Metropolitan, dimana lebih banyak penjual makanan dan warung kopi tempat nongkrong dari pada kelompok diskusi anak muda. Medan kota tercinta dimana diskusi bersitegang urat leher sudah biasa namun tidak ilmiah. Namun medan juga kota yang megah dimana Mall berjejer hanya memenuhi keinginan hidup tapi bukan kebutuhan hidup. Terakhir saya ingin mengutip firman Allah dalam Surat As Sajadah 24.

وَجَعَلۡنَا مِنۡهُمۡ أَئِمَّةٗ يَهۡدُونَ بِأَمۡرِنَا لَمَّا صَبَرُواْۖ
Salam Medan, Salam Yogyakarta

                                                          Brayan, 07-07-2017