Mengenai Saya

Foto saya
saya adalah Ardat Ahmad, seorang pelajar kehidupan. Asal daerah dari Batubara Sumatera Utara sekarang menetap di Medan.Menikah dengan Saidatul Fadilah. Dari pernikahan tersebut kami dikaruniai empat orang anak laki-laki dan perempuan yang kemudian diberi nama Muhammad Taqie Mahdi, Murtadha Alief Ahmad, Muhammad Abizar Mashuri dan Nur Alifah Farhani. email ardat_ahmad@yahoo.co.id.

Labell

Sabtu, 06 Januari 2024

Kondisi Siswa Kabupaten Batubara (1)

 

MENJUNJUNG LANGIT........MENDUNG

MEMIJAK BUMI.........RETAK

(The History Of Batubara)

Episode Kedua


Aku tak punya masa lalu dan masa depan

Karena jika aku memilih dan melakukan pilihan, itu adalahan efek dari

Yang telah aku lakukan dimasa lalu.

Sedang jika aku memilih untuk masa depan, dia akan tetap sebagai masa lalu dari Kehidupanku dimasa depan

Karena semua adalah kenangan.

 

Pagi yang indah dengan pancaran sinar mentari sedikit malu-malu tapi terasa begitu indah di pesisir pantai selat melaka. Seperti indahnya suasana hati yang mulai berbisik risih akan kesendirian. Seperti bersenandung dalam ramai nya kehidupan kota medan yang aku tinggalkan dan seperti bergemuruh di saat sepinya malam di Batubara pada awal tahun 2024.

Mata yang indah, dengan senyum yang merekah, dengan wajah yang begitu cerah. Pagi dengan mentari yang mulai menaik, kuhentikan mobil yang setia menemaniku dari kota hingga kepelosok desa. Didepan sekolah yang terlihat sederhana tapi bermakna. Guru-guru yang berbusana sederhana tapi tetap bersahaja.  Mata itu begitu indah, namun sayang tak seindah pakaian sekolah yang mulai lusuh dan sepatu yang mulai memperlihatkan kuku-kuku kaki.

Batubara diawal tahun memang jarang mendung dan hujan. Selalu cerah sepanjang hari. Seperti cerahnya siswa-siswa SD yang berlari-lari kecil memasuki gerbang sekolah.  Tapi bukan batubara saja yang dilanda gelombang panas, karena diseluruh indonesia juga sedang merasakan. Mungkin efek rumah kaca maupun pemanasan global yang semestinya perlu dirasa dan cari solusinya.

Pendidikan merupan pilar untuk memajukan suatu bangsa. Dalam sejarah kemajuan bangsa-bangsa dunia selalu saja ada peran pendidikan dalam setiap kemajuan mereka. Peradaban besar didunia dibangun diatas kemajuan pendidikan. Maju mundurnya peradaban suatu bangsa bergantung pada maju atau mundurnya pendidikan bangsa itu sendiri demikian juga dengan maju atau mundurnya suatu daerah.

Katanya sih ….pendidikan investasi. Jika itu benar maka segala usaha yang kita lakukan saat ini, akan menuai hasil 10 atau 20 tahun yang akan datang. Bisa jadi disaat benih investasi itu menuai hasil, saya atau kita semua juga telah pensiun dari kerjaan atau dipsensiunkan Tuhan. Tapi itulah pendidikan, bukankah Al-Ilmu yantafaubillah akan menemani kita sampai tulang dan tubuh melebur menjadi debu. Bukanlah ilmu yang kita ajarkan akan terus mengalir sampai dari air menjadi air, dari tanah menjadi tanah dan dari angin menjadi angin.

Tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan anak bangsa. Ya…kehidupan. Bukan mencerdaskan pikiran saja. Karena kehidupan bukan sekedar mampu berfikir cerdas saja. Menjalani hidup dengan cerdas adalah berbeda dengan berfikir cerdas. Kehidupan yang cerdas itulah yang terkadang kita lupakan dalam dunia pendidikan. Padahal manusia bukanlah makluk yang berakal saja, tapi juga makluk yang berakal budi. Ada jiwa dan akal yang mestinya menjadi perhatian dalam proses pembelajaran. Tapi pembelajaran bukan transfer of knowledge saja yang terjadi di ruang kelas, karena belajar dari melihat apa yang terjadi lebih mengena dari belajar dari apa yang didengar.

Kesadaran pendidikan rendah terkadang tidak berubah dari generasi ke gerasi. Itu terlihat dari perbandingan jumlah siswa SD dan SMP. Jumlah siswa jenjang SMP adalah 15.866 orang sedangkan jumlah siswa SD 46.370 orang. Sedangkan menurut data emis kemenag kabupaten batubara bahwa jumlah siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) sebanyak 8.558 orang dan jumlah siswa MTs sebanyak 9.378 orang. Sehingga jumlah siswa setingkat SD/MI adalah 54.928 orang sedangkan jumlah siswa setingkat SMP/MTs adalah 25.244. Setiap tahun nya batubara menamatkan siswa SD/MI sebanyak 13.362 orang sedangkan penerimaan siswa jenjang SMP/MTs sebanyak 8.414 orang atau setara 62,97%. ini berarti 4.948 orang atau 37,03% siswa yang tidak melanjutkan ke jenjang SMP/MTs atau melanjutkan ke jenjang SMP/MTs tapi di luar wilayah kabupaten Batubara. 

Jika dilihat Angka Partisipasi Murni (APM) siswa jenjang SMP/MTs di Kabupaten batubara sesuai data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Batubara yaitu 74,28% maka bisa di perkirakan bahwa dari 13.362 siswa tamatan SD/MI hanya 11,31% saja yang melanjutkan pendidikan jenjang SMP/MTs ke luar daerah. Sisanya sebesar 25,72% (3.436 orang) dari siswa yang tamat SD/MI tersebut kemungkinan besar tidak melanjutkan pendidikan nya. Apa kebijakan yang mesti dilakukan pemerintah terhadap 25,72% anak bangsa tersebut? 

Ketika februari 2020 pembelajaran di sekolah mulai mulai berganti menjadi pembelajaran di rumah yang dikarenakan pandemi covid 19. Pembelajaran daring terasa sangat menyenangkan diawal, namun lama berlalu siswa pun jadi rindu akan suasana sekolah yang sungguh riuh akan canda dan tawa. Ketika pembelajaran kembali dilakukan secara luring (tatap muka kembali) siswa yang semula kelas 1 telah naik menjadi siswa kelas 4, sedangkan siswa kelas 2 sudah naik menjadi siswa kelas 5 dan siswa kelas 3 menjadi siswa kelas 6. Itu terlihat seperti angka-angka yang tak bermakna, tapi efeknya dari 46.370 siswa SD sebanyak 4.006 siswa belum pandai membaca, ini berarti 8,6% siswa SD belum pandai membaca. Sedangkan tujuan pembelajaran di jenjang SD adalah menanamkan dasar-dasar menjadi manusia pembelajar, dasar-dasar tersebut adalah Calistung (membaca, menulis dan berhitung).  Jika membaca aja belum bisa, bagaimana menulis dan berhitung?. Jadi wajar saja jika banyak guru kelas I SMP yang mengeluh jika siswa nya tidak pandai membaca. kebijakan apa yang mesti diambil pemegang kebijakan untuk mengatasi masalah tersebut?

Berlanjut….

                                       Air Hitam, 7 Januari 2024

                                       Dini Hari Diteras Rumah Mertua